Temukan Makna Cinta Sejatimu
Mei 06, 2014
Cinta…
Satu kata yang
membias seluruh insan di muka bumi ini. Hampir semua insan sudah pernah
merasakan cinta.
Nah, sebenarnya apa sih makna
cinta itu? Coba,
sekarang definisikan
makna cintamu.
Cinta...
Cinta itu bermakna luas, hampir semua orang
dapat mendefinisikan cinta sesuai dengan pemikirannya masing-masing. Menurut
KBBI, Cinta bermakna suka sekali, berharap sekali atau terpikat sekali. Simple kan??? Akan tetapi, saat manusia merasakan cinta
pada sesuatu,
pasti ada keinginan atau kecenderungan ingin memiliki. Meskipun kadang merasa sakit, kecewa, emosi, namun rasa cinta
menjadi
semakin kuat, kuat untuk berkorban, menanggung segala sakit dan perih.
Cinta…
Berbicara tentang
cinta tidak bisa dilepaskan dari naluri. Naluri atau insting adalah potensi
pada diri manusia yang mendorong manusia untuk cenderung pada sesuatu (benda)
atau perbuatan. Juga dengan potensi ini, manusia terdorong untuk meninggalkan
sesuatu dan perbuatan. Semuanya hanyalah demi memenuhi kebutuhan internalnya.
Naluri itu tidak bisa kita indra secara langsung, karena hadirnya berupa
penampakan, yaitu naluri mempertahankan diri/ gharizah baqa’ (cinta tanah air, cinta kehormatan, cinta
kekuasaan), naluri seksual/ gharizah nau’
(cinta orang tua, cinta sesame manusia, cinta anak-cucu), dan naluri beragama/ gharizah tadayyun (menghormati pahlawan,
cenderung beribadah, perasaan kurang--lemah).
Cinta...
Bukan sesuatu yang booming di era masa kini, karena
kata-kata “cinta” sungguh ditampakkan dengan begitu jelas. Ketika orang
merasakan cinta,walaupun perut lapar,tenggorokan
terasa dahaga, panas terik, hujan deras, manis-asin-asem tak terasa sama
sekali. Hal itu bagaikan suatu kenikmatan tersendiri. Nah, kalo ada yang
merasakan hal itu, sungguh itu mudah sekali ditebak, tidak membutuhkan rumus
untuk menjawabnya, apalagi sudah merajalela di kalangan anak remaja hingga
dewasa. Apa yah??? Jawabnya adalah virus merah jambu, alias kasmaran. Kasmaran
yang nantinya berujung pada pacaran. Begitu kan mas—mbak??? HeJ
Ini yang menarik untuk
kita bahas di episode ini, “Cinta...”
Kawan, taukah kalau
cinta itu butuh bukti. Ya iyalah, kalau cuma bilang cinta aja mah gampang,
gombal-gombal dikit juga bisa. Tanda cinta menjadi penting jika kita memang menghargai
apa yang kita cintai dan tanda cinta akan menjadi tidak penting ketika cinta
tak lagi menjadi bagian yang kita hargai. Semua tergantung cara pandang kita.
Tanda cinta yang paling mudah terdeteksi adalah perhatian yang berlebih pada sesuatu
yang dicintainya. Iya kan? Jujur! Rasa
cinta akan membuat perasaan ingin berkorban yang dapat mengakibatkan orang yang
jatuh cinta akan melakukan apa saja untuk menarik perhatian apa yang ia cintai.
Sayangnya kalau kita membahas cinta,
bayangannya sudah nan jauh disana (ke lawan jenis melulu). Logikanya, kalau
level cinta antar manusia saja sudah sebegitu besarnya, bagaimana dengan level
cinta kepada Sang Pencipta kita? Berbanding lurus ataukah berbanding terbali?
Kalau yang ini, butuh rumus kawan. Coba dipikirkan, kita bisa hadir di bumi
ini, bahkan sampai menginjak bumi ini, karena siapa? Jika seandainya yang
menghadirkan kita di bumi ini, mengusir kita dari tempat kita berpijak , terus kita
mau berpindah kemana lagi? Mars, pluto, atau yang lebih keren…ke Jupiter? Masalahnya, yang menghadirkan kita di bumi nan
indah ini, pun menciptakan alam semesta dan seisinya, termasuk bumi dan di
luarnya bumi. Siapakah Dia? Sang Khaliq: Allah SWT. Maha segalanya.
Namun, sungguh menyedihkan ketika kita
sangat sulit memberikan rasa cinta kita untuk Allah, bahkan tidak jarang
sesuatu yang kita miliki lebih kita cintai daripada Sang Maha Pemberi. Padahal
Allah mudah sekali mengambil kenikmatan itu dari kita tatkala nikmat itu
melalaikan kita dariNya. Apalagi kawan yang
membuatmu ragu untuk mencintaiNya? Begitu besar cintaNya pada kita, makhlukNya. Disebutkan dalam hadits
Qudsy, Dari
Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Allah swt. berfirman
: “… Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta.
Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan
berlari-lari kecil”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). Sungguh tak adilnya
kita, jika kita masih menduakan cintaNya.
Seperti halnya saat ini ketika orang
salah kaprah memaknai arti cinta yang sesungguhnya, dimana cinta hanya sebatas
rasa ingin memiliki saja, bahkan identik dengan nafsu belaka, bahkan yang lebih
menyedihkan cinta dijadikan sebagai kambing hitam dalam melanggar aturan allah,
misalnya saja muda-mudi sekarang yang sudah tak segan berbuat maksiat dengan
terang-terangan di depan umum, ketika meraka ditanya alasan mereka berbuat itu
dengan bangga mereka mengatakan Ce.i.en.te a. alasanya.
Kawan, dalam hal ini bukan berarti
Islam melarang manusia untuk saling mencintai. Cinta itu adalah sesuatu yang
fitrah, semua orang pasti memilikinya dan juga tidak mungkin bisa dimusnahkan.
Namun, bukan berarti pula, dibiarkan berjalan begitu saja tanpa aturan. Karena dalam
pandangan Islam, cinta itu adalah anugerah yang diberikan kepada semua
makhlukNya. Di sisi lain Allah sebagai sang pemberi peraturan—yang maha adil
dan maha mengetahui—juga mengatur bagaimana pemenuhan dari rasa cinta tersebut
lewat Al Quran dan Hadits.
Ayo kita renungkan bersama kawan, hidup kita saat ini hanyalah
sementara. Jangan sampai kecintaan kita pada dunia mengalahkan rasa cinta kita
pada Allah.
“Ya Allah jadikanlah dunia di tangan kami, bukan di hati kami “ Abu Bakar ash-Shiddiq
*Alhamdulillah tulisan ini telah dicetak di buletik kemuslimahan FUSI. Kunjungi ya ^_^
0 komentar